Berbagi tentang perihal bisnis. ditunggu masukan dari pembaca.. IG: Saniyatun Sani Fb: Saniyatun Sani

Tuesday, May 29, 2018

Cantik


Kutanya padamu, apakah aku cantik hari ini?
Kau slalu cantik sayang, tanpa polesan make up kau sudah terlihat cantik.
Ahh... Tapi aku merasa tidak cantik, aku butuh make up agar terlihat cantik ketika kita berjalan berdua, bergandengan tangan diantara keramaian hilir mudik orang berpasangan berjalan, jadi ketika mereka melihatku aku terlihat perempuan cantik yang sedang berdampingan denganmu.
Sayang. .katamu dengan nada pelan dan mendayu.
Kecantikan bagiku bukanlah dari make up yang bermerk atau bermake up dengan polesan yg slalu update seperti para vlogger,  kamu sudah sangat cantik sayang. .. Kecantikanmu sudah mengalahkan make up yg bermerk dengan harga jutaan rupiah, senyummu, kelembutanmu, manjamu, bibirmu ketika berbicara, kepintaranmu. Itu kecantikan yg sesungguhnya bagiku, kecantikan yg ingin aku lihat setiap waktu karena aku tak dapat memilikinya tapi aku bisa menikmatinya.
Pipiku memerah aku tersipu malu, kamu memang pintar merayuku sayang..
Bukankah kamu suka ku rayu sayang? Dia bertanya padaku.
Ahh.. Berarti katamu tadi hanya merayukukan? Kutanya dengan ketus.
Tidak sayang. . Kamu memang cantik, kamu sangat cantik. Kamu cantik. Sampai kapanpun kau kecantikan yg abadi bagiku.
#kopas 29-5-2018 01:34 Sorowajan

Saturday, February 3, 2018

Soreku

Kesepianku mengajarkan bahwa hidup tak melulu bercengkrama dengan orang lain, 
Kesepian itu mengajarkanku untuk dapat mentadabburi diriku. 
Hujanpun datang di sore itu yang mengajarkanku, tetesan air jatuh menjadi rahmat bagi seluruh umat jika pandai bersyukur dan kan menjadi bencana banjir bagi tak mengakui itu rahmat. 
Kemudian ku berbegegas mencari api untuk mengangatkan tubuhku, bagiku apipun bisa menjadi bermanfaat jika penguasanya pandai memanfatkan demi bermaslahat tapi apipun bisa membakar penguasanya jika untuk kepentingan sendiri. 

UNTUK Apa?

Untuk apa aku emosi, karena tak ada hakku.
Untuk apa aku berjanji, toh janjipun bisa terlupai.
Untuk apa aku cemburu, karena kau tak memikirkan perasaanku.
Untuk apa aku menangis, toh isakku tak membuat hatimu luluh.
Untuk apa aku menunggu, karena sampai kapanpun kau takkan datang kepadaku.
Untuk apa aku berharap,  toh harapku tak pernah terbalas.
Untuk apa aku begini.. Kamu sebabku begini.

Wednesday, January 31, 2018

JABATAN PENDOSA

Maafkan aku Tuhan..
ketika aku bertemu sosoknya, dia adalah sosok yang selalu kuharapkan menjadi imamku..
jauh sekali anganku..ah tak apalah. manusia berhak berangan-angan.
tapi pantaskah diriku Tuhan..
aku hanya seorang perempuan kotor Tuhan..
hatinya sangat lembut, sikap penyayangnya dan cara menjaga seorang perempuan tersebut yang membuat hatiku luluh..
setiap waktu atas perjumpaanku dengan dia, tak lupa slalu ku berjabat tangan dan meletakkan ke keningku..
salahkah..tidak bagiku.
itu sebagai tanda harapanku..
dan jikalau ternyata harapanku tak terbalas, bahwa dia bukanlah imamku Tuhan..
setidaknya diriku pernah merasakan nikmatnya sebagai makmumnya..
Tuhan,, apakah perempuan berdosa ini dapat memiliki lelaki yang ku dambakan..
aku ingin setiap hari slalu ada jabatan itu Tuhan..
dari jabatan yang penuh dosa menjelma jabatan tanpa dosa..



#27-01-2018
#Sorowajanbaru, Banguntapan,Bantul,Yogyakarta.




































































Monday, January 29, 2018

PERCAKAPANKU

Dipenghujung malam terjadilah sebuah percakapan antara budi dan ani

ani: apa kabarmu? aku rindu?

budi: baik. hanya kiasan belaka

ani: aku benar cinta kepadamu, bukankah kamu juga begitu?

budi: seharusnya cinta tak membuatmu semakin bodoh

ani: salahkah?

budi: sesalah air sungai yang digiring arus menuju muara laut

ani: lalu?

budi: lalu kepada hasrat aku memuja

ani: dan aku tak menyangka kamu bisa puitis begini, secara kamu seorang yang di takuti publik.

budi: puisi ku bagaikan daun yang tertiup angin kala hijau menebarkan janjinya, dan bagaikan daun gugur kala kuning menjemput ajalku yang terbungkus seonggok materi.

ani: dalam banget sih. buatkan aku puisi terkhusus untukku biar terkenang, karena aku tak dapat memilikimu.

budi: belum cukup genap usiamu kukenal, sehingga belum jernih jiwamu kusapa. Puisi ku hanya menyapa jiwa, pada cinta dan kerinduan menggantungkan kata-kata. sebaiknya genapkan usiamu agar bait yang kususun dapatlah sempurna bagaikan gurindam 12, yang berlarik empat ditiga waktu.

sekian.....

#24-01-2019. 01:25 WIB
#Pandeyan,Umbulharjo,Yogyakarta.

Wikipedia

Search results