Sebagai sosok
perempuan yang akan menjadi calon ibu haruslah mempunyai pendidikan yang
tinggi, dikarenakan seorang anak yang baru lahir pertama kali akan didik oleh
ibunya. Dari drinya akan hadir anak-anak yang cerdas, berakhlak dan beretika.
Flash back sosok kartini yang sudah berjuang untuk perempuan saat ini bisa
mengikuti jenjang pendidikan hingga tinggi,.
Mengingat
kentalnya cengkraman budaya patriarki, menghasilkan sebuah catatan khusus bagi
perempuan supaya mampu mengatasi ketidakadilan yang menimpa dirinya bukan hanya
diam dan menikmati ketertindasan. Sebagaimana yang pernah dijelaskan tatkala
penulis mengikuti sekolah gender bahwa perempuan mempunyai hak-hak dalam
berpolitik, memilih pekerjaan dan kewajiban belajar.
Pandangan-pandangan
bahwa perempuan itu hanya dalam wilayah domestic masih sangat dominan terjadi,
padahal jika kita kembali ke sejarah Ibu kita kartini berkiprah dalam dunia
pendidikan lalu cut nyak dien dalam dunia politik dan masing banyak lagi
tokoh-tokoh yang bisa menjadi teladan bagi kita semua. Selanjunya, melihat
perkembangan modernisasi sekarang para
pejabat menteri pada masa saat ini juga banyak diduduki oleh perempuan bahkan
ada satu presiden perempaun yakni Ibu Megawati dan msih banyak lagi
perempuan-perempuan hebat yang sudah berkontribusi dalam membangun bangsa. Itu hanya
sebagian sekelumit realita social yang terjadi di Indonesia.
Diskursus Pembangunan
Dalam dua
dasawarsa terakhir kita menyaksikan fenomena luar biasa, bagaimana sebuah
gagasan mendominasi dan mempengaruhi pemikiran secara global, khususnya di
Dunia Ketiga. Gagasan itu disebut development yang nyaris menjadi agama
baru. Di Indonesia kata development diterjemahkan dengan kata pembangunan.
Kata pembangunan-pun menjadi semboyan juga diabadikan sebagai nama pemerintahan
Orde Baru. Istilah pembanguan dipakai dalam bermacam-macam konteks, dan seringkali
dipergunakan dalam konotasi politik dan ideology tertentu.[1]
Women in
Development (WID) yang dicitakan sebagai jawaban atas kritik terhadap
pembangunan (developmentalisme) juga dianggap telah gagal menjalankan tugasnya,
karena program ini hanya mampu menjawab persoalan dan kebutuhan praktis jangka
pendek kaum perempuan. Tanpa analisis gender, diskursus pembangunan telah gagal
menjawab kebutuhan strategis kaum perempuan, yakni proses jangka panjang untuk
mentransformasikan baik keyakinan dan ideology ketidak-adilan gender maupun
struktur kekuasaan yang tidak adil yang dibangun berlandaskan keyakinan dan
ideology gender. [2]
Selajutnya
kita harus merenungkan kembali dan menemukan alternatife yang memungkinkan
terjadinya transformasi social. Dengan demikian, alternatife dari proses
transformasi social adalah dengan demokratisasi. Karena demokratisasi merupakan
cara dan proses yang memberi peluang dan wewenang yang memungkinkan masyarakat
menentukkan dan mengelola hidupnya sendiri. Pada akhirnya, demokratisasi akan
tejadi jika masyarakat sendiri ynag menginginkan, memperjuangkan dan
memenangkannya. [3]
Peranan
Perempuan dalam Membangun Bangsa
Berdasarkan
data statistic penduduk jumlah perempuan di Indonesia sebanyak 50,3% dari total
penduduk. Berarti jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Dengan
jumlah perempuan yang lebih besar maka potensi perempuan seharusnya lebih
diberdayakan sebagai subyek atau obyek pembangunan bangsa. Peranan strategis
yang dapat perempuan lakukan untuk mensukseskan pembangunan bangsa, dapat
dilakukan melalui:[4]
1.
Peranan perempuan dalam keluarga
Dalam kata
mutiara yang sangat popular diungkapakan, wanita adalah tiang suatu negara,
apabila wanitanya baik maka negara akan baik, dan apabila wanita rusak maka
negara pun akan rusak. Jadi, perempuan merupakan sebuah tonggak utama,
berawal dari sebuah keluarga. Peningkatan kualitas SDM dimulai dari peran
perempuan dalam memberikan pendidikan
kepada anaknya sebagai generasi penerus bangsa.
2.
Peranan perempuan dalam Pendidikan
Budaya
patriarkhi masih berlanjut bahwa perempuan itu hanya di tempatkan dalam wilayah
domestic yakni macak, masak dan manak . padahal sudah dijelaskan dalam kata-kata yang sangat terkanal Tuntutlah
ilmu sampai ke negeri cina. bahwasanya, disitu tidak ada pembatasan
pendidikan untuk perempuan bahwa yang diperbolehkan hanya laki-laki saja. Akan
tetapi, perempuanpun dianjurkan untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya.
3.
Peranan perempuan dalam bidang
ekonomi dan produksi
Pertumbuhan
ekonomi akan memacu pertumbuhan industry dan peningkatan pemenuhan dan kualitas
hidup. Apalagi dengan adanya MEA, berarti perempuan juga sangat berperan
penting disektor ini untuk membantu peningkatan ekonomi bangsa.
4.
Peranan perempuan dalam politik
Surah Al-Nisa’
ayat 34, lelaki-lelaki adalah pemimpin perempuan-perempuan, sebagai
bukti tidak bolehnya perempuan terlibat dalam persoalan politik. Ayat Al-Nisa’
tersebut berbicara tentang kepemimpinan lelaki (dalam hal ini suami) terhadap
seluruh keluarganya dalam kehidupan rumah tangga bukan dalam sector public.
Kembali ke sejarah soal politik praktis Aisyah r.a. misalnya, pernah memimpin
langsung peperangan melawan ‘Ali bin Abi Thalib yang ketika itu menduduki
jabatan kepala negara, yang terkanal dengan Perang Jamal (656 ). [5]
Perempuan memilki peranan yang
sangat penting dalam pembangunan masyarakat. Akan tetapi masih ada yang belum
sadar akan itu, memandang bahwa ranah kerja perempuan hanya sebatas dalam
kehidupan rumah tangga saja. Dan kerap kali perempuan masih menjadi sebuah
perdebatan dalam ranah kepemimpinan, karena mengganggap perempuuan itu lemah
lembut tidak tegas dan lain-lain. Sejatinya,
perbedaan gender tidak menjadi persoalan selama tidak memunculkan ketidakadilan
gender (gender inequalities)
seperti marginalisasi dalam sektor
ekonomi, subordinasi dalam ranah
politik, stereotipe atau pelabelan, violence, dan beban kerja (double burden). [6]
Kaum perempuan sudah
saatnya memanfaatkan ruang-ruang yang sekarang ini sudah sangat terbuka lebar.
Dengan beberapa kebijakan yang mulai dibuka lebar memperlihatkan suatu
kesadaran tentang kesetaraan dan keadilan gender, tentu perlu diperlus dan pada
gilirannya arah dan seluruh gerak negara. Berorientasi pada usaha membangun
tata kehidupan yang setara dan berkeadilan. Hal ini sangat mungkin kita
wujudkan, selama kita setia dengan ideology negara yakni pancasila. Memberikan
keadilan demi persatuan Indonesia.
[1]
Dr. Mansour Fakih, Analisi Gender dan
Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2013) Hal. 25-27
[2]
Ibid Hal. 26
[3]
Ibid Hal. 66
[4]Disarikan
dari http://kimngegong13.blogspot.co.id/2012/04/peranan-perempuan-dalam-pembangunan.html
[5]
Modul PKD PMII Rayon Wisma TRadisi Fak Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga 2015
[6]
Ibid Hal. 12-21
0 comments:
Post a Comment