Berbagi tentang perihal bisnis. ditunggu masukan dari pembaca.. IG: Saniyatun Sani Fb: Saniyatun Sani

Thursday, May 18, 2017

Peran dan Kontribusi Perempuan dalam Membangun Bangsa

Sebagai sosok perempuan yang akan menjadi calon ibu haruslah mempunyai pendidikan yang tinggi, dikarenakan seorang anak yang baru lahir pertama kali akan didik oleh ibunya. Dari drinya akan hadir anak-anak yang cerdas, berakhlak dan beretika. Flash back sosok kartini yang sudah berjuang untuk perempuan saat ini bisa mengikuti jenjang pendidikan hingga tinggi,.
Mengingat kentalnya cengkraman budaya patriarki, menghasilkan sebuah catatan khusus bagi perempuan supaya mampu mengatasi ketidakadilan yang menimpa dirinya bukan hanya diam dan menikmati ketertindasan. Sebagaimana yang pernah dijelaskan tatkala penulis mengikuti sekolah gender bahwa perempuan mempunyai hak-hak dalam berpolitik, memilih pekerjaan dan kewajiban belajar.
Pandangan-pandangan bahwa perempuan itu hanya dalam wilayah domestic masih sangat dominan terjadi, padahal jika kita kembali ke sejarah Ibu kita kartini berkiprah dalam dunia pendidikan lalu cut nyak dien dalam dunia politik dan masing banyak lagi tokoh-tokoh yang bisa menjadi teladan bagi kita semua. Selanjunya, melihat perkembangan modernisasi sekarang  para pejabat menteri pada masa saat ini juga banyak diduduki oleh perempuan bahkan ada satu presiden perempaun yakni Ibu Megawati dan msih banyak lagi perempuan-perempuan hebat yang sudah berkontribusi dalam membangun bangsa. Itu hanya sebagian sekelumit realita social yang terjadi di Indonesia.
Diskursus Pembangunan
Dalam dua dasawarsa terakhir kita menyaksikan fenomena luar biasa, bagaimana sebuah gagasan mendominasi dan mempengaruhi pemikiran secara global, khususnya di Dunia Ketiga. Gagasan itu disebut development yang nyaris menjadi agama baru. Di Indonesia kata development diterjemahkan dengan kata pembangunan. Kata pembangunan-pun menjadi semboyan juga diabadikan sebagai nama pemerintahan Orde Baru. Istilah pembanguan dipakai dalam bermacam-macam konteks, dan seringkali dipergunakan dalam konotasi politik dan ideology tertentu.[1]
Women in Development (WID) yang dicitakan sebagai jawaban atas kritik terhadap pembangunan (developmentalisme) juga dianggap telah gagal menjalankan tugasnya, karena program ini hanya mampu menjawab persoalan dan kebutuhan praktis jangka pendek kaum perempuan. Tanpa analisis gender, diskursus pembangunan telah gagal menjawab kebutuhan strategis kaum perempuan, yakni proses jangka panjang untuk mentransformasikan baik keyakinan dan ideology ketidak-adilan gender maupun struktur kekuasaan yang tidak adil yang dibangun berlandaskan keyakinan dan ideology gender. [2]
Selajutnya kita harus merenungkan kembali dan menemukan alternatife yang memungkinkan terjadinya transformasi social. Dengan demikian, alternatife dari proses transformasi social adalah dengan demokratisasi. Karena demokratisasi merupakan cara dan proses yang memberi peluang dan wewenang yang memungkinkan masyarakat menentukkan dan mengelola hidupnya sendiri. Pada akhirnya, demokratisasi akan tejadi jika masyarakat sendiri ynag menginginkan, memperjuangkan dan memenangkannya. [3]
Peranan Perempuan dalam Membangun Bangsa
Berdasarkan data statistic penduduk jumlah perempuan di Indonesia sebanyak 50,3% dari total penduduk. Berarti jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Dengan jumlah perempuan yang lebih besar maka potensi perempuan seharusnya lebih diberdayakan sebagai subyek atau obyek pembangunan bangsa. Peranan strategis yang dapat perempuan lakukan untuk mensukseskan pembangunan bangsa, dapat dilakukan  melalui:[4]
1.      Peranan perempuan dalam keluarga
Dalam kata mutiara yang sangat popular diungkapakan, wanita adalah tiang suatu negara, apabila wanitanya baik maka negara akan baik, dan apabila wanita rusak maka negara pun akan rusak. Jadi, perempuan merupakan sebuah tonggak utama, berawal dari sebuah keluarga. Peningkatan kualitas SDM dimulai dari peran perempuan  dalam memberikan pendidikan kepada anaknya sebagai generasi penerus bangsa.
2.      Peranan perempuan dalam Pendidikan
Budaya patriarkhi masih berlanjut bahwa perempuan itu hanya di tempatkan dalam wilayah domestic yakni macak, masak dan manak . padahal sudah dijelaskan  dalam kata-kata yang sangat terkanal Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina. bahwasanya, disitu tidak ada pembatasan pendidikan untuk perempuan bahwa yang diperbolehkan hanya laki-laki saja. Akan tetapi, perempuanpun dianjurkan untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya.
3.      Peranan perempuan dalam bidang ekonomi dan produksi
Pertumbuhan ekonomi akan memacu pertumbuhan industry dan peningkatan pemenuhan dan kualitas hidup. Apalagi dengan adanya MEA, berarti perempuan juga sangat berperan penting disektor ini untuk membantu peningkatan ekonomi bangsa.
4.      Peranan perempuan dalam politik
Surah Al-Nisa’ ayat 34, lelaki-lelaki adalah pemimpin perempuan-perempuan, sebagai bukti tidak bolehnya perempuan terlibat dalam persoalan politik. Ayat Al-Nisa’ tersebut berbicara tentang kepemimpinan lelaki (dalam hal ini suami) terhadap seluruh keluarganya dalam kehidupan rumah tangga bukan dalam sector public. Kembali ke sejarah soal politik praktis Aisyah r.a. misalnya, pernah memimpin langsung peperangan melawan ‘Ali bin Abi Thalib yang ketika itu menduduki jabatan kepala negara, yang terkanal dengan Perang Jamal (656 ). [5]
Perempuan memilki peranan yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat. Akan tetapi masih ada yang belum sadar akan itu, memandang bahwa ranah kerja perempuan hanya sebatas dalam kehidupan rumah tangga saja. Dan kerap kali perempuan masih menjadi sebuah perdebatan dalam ranah kepemimpinan, karena mengganggap perempuuan itu lemah lembut tidak tegas dan lain-lain. Sejatinya, perbedaan gender tidak menjadi persoalan selama tidak memunculkan ketidakadilan gender (gender inequalities) seperti marginalisasi dalam sektor ekonomi, subordinasi dalam ranah politik, stereotipe atau pelabelan, violence, dan beban kerja (double burden). [6]
Kaum perempuan sudah saatnya memanfaatkan ruang-ruang yang sekarang ini sudah sangat terbuka lebar. Dengan beberapa kebijakan yang mulai dibuka lebar memperlihatkan suatu kesadaran tentang kesetaraan dan keadilan gender, tentu perlu diperlus dan pada gilirannya arah dan seluruh gerak negara. Berorientasi pada usaha membangun tata kehidupan yang setara dan berkeadilan. Hal ini sangat mungkin kita wujudkan, selama kita setia dengan ideology negara yakni pancasila. Memberikan keadilan demi persatuan Indonesia.




[1] Dr. Mansour Fakih, Analisi Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2013)    Hal. 25-27
[2] Ibid Hal. 26
[3] Ibid Hal. 66
[4]Disarikan dari  http://kimngegong13.blogspot.co.id/2012/04/peranan-perempuan-dalam-pembangunan.html
[5] Modul PKD PMII Rayon Wisma TRadisi Fak Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga 2015
[6] Ibid Hal. 12-21

Wikipedia

Search results