ketika membicarakan tentang perempuan tidak akan pernah habis pembahasan, baik secara fisik, sosial atau SARA. dahulu masyarakat lebih sering menggunakan kata wanita bukan perempuan, dengan alasan wanita mempunyai arti Wani Ditoto lebih jelas perempuan itu harus mau ditata atau dipimpin oleh laki-laki dalam semua hal, sedangkan perempuan sendiri mempunyai penerjemahaan yang beda dengan wanita. perempuan tidak harus mengikuti apa yang di perintahkan seorang laki-laki, karena perempuan juga mempunyai kebebasan dalam hal memilih dan dipilih.
nama perempuan sendiri hadir dari kalangan feminis, kalangan feminis ini berasumsi dari pemikiran filsuf John Lock yakni bahwa manusia pada dasarnya lahir dengan membawa berbagai hak asasi masing-masing; untuk hidup mendapatkan kebebasan, dan mencari kebahagian. hingga akhirnya terjadilah revolusi sekitar abad-18.
penulis juga teringat ketika membaca buku GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia) merekalah perempuan Indonesia yang sadar akan hak-hak perempuan, yakni memperjuangkan baik dari segi politik, perlindungan akan kekerasan pada perempuan, perlindungan anak dan lain-lain. tapi sangat disayang isu politik ketika orde baru membuat Gerwani kehilangan jati dirinya, meskipun tidak semua yang terlibat dalam orde baru tersebut.salah satu pelopor gerakan inindari Inggris yakni Mary Wollstonecraft yang menulis A vindication of the Rights of Women pada tahun 1792. perempuan yang pertama kali mengkritik dikotomi publik dan privat.